Selasa, 21 Februari 2017

Malam Terlalu Sepi Untuk Diselami

       Sesuatu yang tak direncanakan merupakan perencanaan yang lebih baik, mengapa? Karena saat itulah semua perencanaan berjalan sesuai rencana. Banyak hal yang sering kita rencanakan berujung dengan gagalnya rencana tersebut, karena banyak hal yang menjadi alasan kita bergantung pada rencana tersebut. Bergantung pada hal yang belum pasti, bagaikan ikan yang berharap berjalan di daratan.

       Cerita kali ini terjadi pada dua hari yang lalu, disaat ku mulai percakapan dengan teman-teman untuk rencana ke pulau. Sebenarnya, rencana awalnya akan ikut kepad temanku yang berencana untuk melakukan survei lapangan. Akan tetapi, setelah sampai di pulau ada beberapa hal yang membuatku untuk tetap berada di sekretariat untuk menemani para junior untuk melakukan percobaan pengambilan data sosial ekonomi di masyarakat sekitar pulau tersebut.

      Berjalan menapaki rumah-rumah masyarakat mencari nelayan yang bersedia untuk membongkar semua hal yang mereka alami selama mereka menggeluti profesi nelayan. Ada satu dua orang yang dengan mentah menyuruh pergi, atau mengalihkan kami keorang lain. Hal tersebut, merupakan salah satu rintangan bagi kami yang harus dijalani dan dimengerti. Betapa susahnya mencoba untuk mendekati ataupun memasuki kehidupan mereka. Nelayan memiliki beberapa celah yang harus dapat dimengerti oleh orang-orang yang akan melakukan survei sosial ekonomi mereka. 

       Sekitar tiga orang nelayan dengan proses pendekatan yang berbeda dan cara mencari nafkah yang berbeda. Terdapat nelayan pancing, ada juga nelayan yang menggunakan perangkap serta nelayan yang mengambil resiko besar mencari teripang dikedalaman. Ketiga nelayan ini memiliki cerita mereka masing-masing, sangat menarik untuk mengulik cerita yang mereka alami dalam kehidupan mereka. Ada yang sebelumnya memiliki armada kapal yang besar dengan banyak anggota sehingga dapat menghasilkan pendapatan yang besar pula. Meskipun, saat ini beliau hanya mencari nafkah tak tentu berdasarkan musim dengan kapal kecil dan pancing. Kehidupan beliau berubah sangat drastis, beliau menceritakan karena perubahan ekonomi dan kebijakan yang diterapkan pemerintah yang mengubah segalanya.

       Ada pula yang menceritakan kisahnya saat mengambil profesi sebagai penyelam teripang, yang harus berada di laut selama kurang lebih sebulan dan sebagai konsikuensinya, beliaupun harus pisah dengan pasangannya. Kabar yang sering kudengar bahwa profesi nelayan teripang dapat menghasilkan pendapatan yang sangat besar sekali mereka kelaut. Dan yang kudengar secara langsung oleh penyelam teripang, dengan menghabiskan sekitar delapan drum solar; menyelam sehari sampai 3 kali selama sebulan; dan hanya mendapatkan waktu istirahat seminggu di daratan; terlebih lagi harus menanggung resiko pada penyakit penyelaman yang banyak sedikit kuketahui, mereka terbayarkan dengan gaji yang telah dibagi-bagi sedemikian rupa, hingga mereka mendapatkan seperti gaji seorang pegawai perbulannya.

       Semua informasi masuk sedemikian rupa mereka sampaikan, kadang diselingi dengan canda tawa mereka. Mungkin hanya sebagian orang yang dapat dengan langsung mendengarkan cerita mereka, karena tak selalu mereka membuka mulut mereka dan dengan lantang menceritakan kisah mereka kepada media. Sungguh media saat ini, tak dapat memberikan informasi yang berguna untuk mengembangkan bangsa dan negara, banyak nuansa politik yang mencoba menjatuhkan beberapa tokoh, sangat miris.

       Malam harinya, beberapa teman di sekretariat kami berencana untuk melakukan penyelaman pada malam hari, ini merupakan kesempatan yang ditawarkan oleh seniorku. "Jika tidak ada halangan, bolehlah..." ucapku. dua orang anggota lainnya sepakat untuk itu. Malam menunjukkan pukul 23.49 yang sebentar lagi akan memasuki hari yang baru. Beberapa masalah sedikit kualami disaat tak cukup penerangan saat kami mencoba menyelam, 2-3 kali aku terkena tusukan Diadema sitosum (sea urchin) ditangan dan lutut, dengan kode OK yang menandakan bahwa 'aku baik-baik saja' meskipun agak sedikit gatal yang kurasa, tapi tetap kami lanjutkan.

       Pengalaman yang luar biasa, menyelami dunia bawah laut pada kondisi gelap gulita, hanya dengan penerangan senter dengan jarak 3 meter. Sungguh sangat menarik penyelaman malam itu, layaknya langit malam kegelapan begitu sangat misterius disekitar. Layaknya kami termakan oleh kegelapan dalam keterbatasan. Karena salah satu anggota mengalami kehabisan gas tabung, kami harus mengakhiri penyelaman malam itu. Sebelum kedaratan kami sempatkan mengabadikan diri dengan kamera anti-air yang kami bawa saat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar