Senin, 26 Desember 2016

Identifikasi Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)

Hi guys!, pada postingan artikel kali ini akan membahas mengenai fauna dari laut, yakni ikan cakalang. Untuk kalian yang penasaran dengan fauna ini, so let's check this out!


[ !!! DISCLAIMER !!! ]
Materi dalam artikel ini merupakan rangkuman dari beberapa sumber. Sumber tulisan baik judul buku atau website tertera pada bagian Referensi. Jika ingin mengutip tulisan tersebut, silakan kunjungi/ cantumkan sumber referensi yang tertera. Terima kasih!]


Information update: 14 Juni 2020


A. Deskripsi

            Ikan cakalang (Indonesia) atau Katsuwonus pelamis (Latin) merupakan spesies yang masuk dalam Class Actinopterygii (ray-finned fishes) > Perciformes (Perch-likes) > Scombridae (Mackreles, tunas, bonitos) > Scombrinae. Salah satu spesies ikan pelagis besar yang hidup pada perairan lepas pantai dengan adaptasi suhu permukaan laut berkisar 15 - 30°C. Cakalang juga sering ditemukan berenang secara bergerombol. Merupakan spesies yang memijah sepanjang tahun pada musim-musim tertentu.

       AphiaID*  : (urn:lsid:marinespecies.org:taxname:127018)

       Status      : Diterima

       Rank        : Spesies

*(AphiaID adalah kode LSID (Life Science Identifier) yang merupakan kode unik identifikasi berlaku secara global yang merujuk pada objek sains tertentu. Kode LSID ini dapat digunakan untuk merujuk objek berikut).

B. Taksonomi

         Kingdom: Animalia

Superfilum: Deuterostomia

Filum: Chordata

Subfilum: Vertebrata

Infrafilum: Gnathostomata

Class: Actinopterygii

Subclass: Neopterygii

Infraclass: Teleostei

Superordo: Aacanthopterygii

Ordo: Perciformes

Subordo: Scombroidei

Family: Scombridae

Genus: Katsuwonus

Spesies: K. pelamis

Nama spesifik: Katsuwonus pelamis (Linnaeus, 1758)

C. Habitat

            Ikan cakalang hidup di perairan tropis lepas pantai; kolom perairan epipelagis; kedalaman 0 – 260 m, sangat jarang ditemukan pada kedalaman lebih dari 260 m. Adaptasi suhu berkisar 15 - 30°C, dan lebih senang pada suhu sekitar 27°C (Fishbase, 2000); adaptasi salinitas perairan sekitar 25 – 35 ppm. Cakalang cenderung berasosiasi dengan daerah up-welling atau area dingin, yang dimana arus membawa massa air yang kaya akan nutrien dari dasar laut ke permukaan. Begitu juga dengan area pencampuran massa air hangat dan dingin, dimana daerah tersebut merupakan area dengan produktivitas yang tinggi.

[Kalian bisa download full materi pdf di akhir post!] 

D. Morfologi

            Katsuwonus pelamis memiliki tipikal bentuk seperti ikan tuna; berbentuk torpedo (fusiform); tubuh memanjang. Memiliki dua sirip punggung, sirip pertama terdiri dari 14 – 16 alur tulang, dan sirip kedua terdapat tepat dibelakang sirip pertama dengan sedikit jarak yang memisahkan keduanya. Dibelakang sirip punggung kedua terdapat 7 – 9 finlet yang mengikuti yang berguna mengurangi gesekan dan mempertahankan kontrol arah saat berenang dengan kecepatan tinggi. Juga terdapat pada sirip dubur sekitar 7 – 8 finlet. Sirip dada yang lebih pendek dan terdiri atas 26 – 27 alur tulang. Batang ekor terdapat tiga set keel (bagian tubuh yang keras dan menonjol). Cakalang tidak memiliki sisik, kecuali pada gurat sisik (linnea lateralis) dan corselet. Pada bagian punggung berwarna biru keungu-unguan dan berwarna perak pada bagaian perut hingga lateral-ventral. Juga terdapat 4 – 6 corak garis hitam* yang membentang dari batang sirip ekor (*ini merupakan ciri yang membedakan antara spesies cakalang dengan scombridae lainnya: tuna dan tongkol). Mulut memanjang dari pusat mata. Memiliki susunan gigi yang kecil dan terpisah serta berbentuk kerucut. Cakalang juga tidak memiliki gelembung renang (swim bladder) (Collete and Nauen, 1983). Cakalang memiliki sistem spesial untuk secara terpisah mengatur temperatur tubuhnya yang dikenal sebagai counter current exchange. Hal ini memungkinkan cakalang menghemat temperatur tubuhnya secara terpisah/ warm blooded (berdarah panas).

E. Tingkah Laku

            Cakalang melakukan migrasi secara bergerombol (schooling migratory), cenderung bergerombol dengan spesies lain. Misalnya, spesies tuna, hiu atau paus. Diketahui bermigrasi musiman dengan pola dari Utara ke Selatan, tapi muncul pertanyaan mengenai pola migrasi ikan tersebut, apakah mereka bermigrasi karena tujuan tertentu atau hanya bergerak secara progresif (Gauldie and Sharp, 1996).

F. Kebiasaan Makan

            Cakalang memangsa terutama ikan kecil, krustasea dan moluska. Variasi jenis makanan memperlihatkan bahwa cakalang merupakan pemangsa yang oportunis (memangsa dengan memanfaatkan kesempatan). Blackburn and Serventy (1981), menemukan kebanyakan jenis makanan dalam perut cakalang di perairan Australia merupakan euphosid (Ordo Euphasiacea), dengan beberapa jenis ikan kecil dan cumi-cumi.

G. Reproduksi

            Cakalang merupakan ovipar/ bertelur; bertelur sepanjang tahun, tetapi batas bertelur pada musim hangat di daerah sekitar ekuator (Collete and Nauen, 1983); fekunditas tergantung ukuran. Dalam suatu penelitian (Stequert and Ramcharrun, 1995), ditemukan ikan betina dengan ukuran 44 cm membawa sekitar 80.000 telur, sementara ukuran yang lebih besar (75+ cm) dapat mencapai 1,25 juta telur. Berdasarkan pada estimasi tersebut fekunditas relatif dari 40 – 130 telur/g berat ikan.

Note!

File materi “Identifikasi Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)" dapat di-download pada link berikut: via MediaFire

Jika terdapat kritik dan saran silakan tulis komentar dibawah.

Jika anda suka dengan artikel ini dan ingin mendukung penulis. Salurkan dukungan anda dengan berdonasi seikhlasnya pada link berikut: via Saweria

Best regards,

Candra D. Suwito


Tidak ada komentar:

Posting Komentar