Jumat, 02 Juni 2017

Melepas Kerinduan

       Waktu semakin berlalu, masih jelas teringat masa dimana semua berjalan sesuai dengan kerinduan. Bulan yang penuh berkah, bulan yang penuh kesucian untuk menggapai keberkahan-Nya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, mudik merupakan aktivitas sesuatu yang "wajib" dilakukan oleh orang yang melakukan perantauan jauh dari tanah kelahirannya. Begitu banyak kenangan hidup yang sering menghantui membangkitkan kerinduan tanah kelahiran. Perasaan yang menghidupkan setiap jiwa yang melayang, menyegarkan memori dulu yang tengah tenggelam.

       Sehari sebelum menjalankan ibadah berpuasa semua perlengkapan masih dalam persiapan, diantaranya: mengecek kendaraan dalam kondisi prima sebelum bersama mengarungi jalan kembali kekampung halaman, mempersiapkan beberapa sandang, serta tambahan beberapa peralatan yang mungkin akan digunakan dalam tujuan tertentu. Sore itu, matahari masih menyinari jalan dengan teriknya. Rencana sebelumnya mudik akan dilakukan bersama teman seperjuangan, akan tetapi karena alasan ketepatan waktu kami setuju untuk mendahulukan saya berangkat duluan.


       Perjalananpun dimulai, masih jelas dalam ingatan jalan yang harus saya lalui untuk sampai di kampung halaman. Tanjakan dan turunan, jalan yang lurus dan jalan yang berkelok, jalan yang mulus dan jalan yang penuh kehati-hatian, jalan yang sepi dan jalan yang penuh sesak. Ada suatu tempat dimana daerah tersebut sebelum memasuki daerah kampung halaman, dimana suhunya begitu dingin dan udara yang begitu menyegarkan. Saat melewati daerah tersebut, akan kubuka penutup mulut yang kupakai dan menghirup dalam-dalam udara yang menyegarkan tersebut. Sudah menjadi kebiasan buatku melakukan hal tersebut apabila kembali memakai kendaraan bermotor. Sungguh perasaan yang menyenangkan hati jika melihat lingkungan disekitar masih terjaga dan bersih, tak perlu mengkhawatirkan masa depan didalamnya.

       Lelah terasa memang, tapi apakah lelahmu akan mengalahkan rasa rindu yang telah terpendam. Lelah akan hilang dengan beristirahat, sedangkan kerinduan akan hilang hanya dengan menyampaikan kerinduan tersebut. Misalkan jika engkau rindu akan kampung halamanmu maka kembali adalah satu-satunya obat penenang kerinduanmu. Jika jalanmu kini masih berat melangkah, cobalah untuk beristirahat sejenak dan biarkan semua kerinduan mengambil alih, membuatmu akan mengingat kenangan yang akan mengangkat kembali motivasi dalam kehidupanmu.

       Saat diriku sampai tempat yang kupanggil 'rumah', disaat itulah semua kerinduan terbayarkan. Jangan engkau tanya lagi apa yang aku cari, tapi biarkan semua perasaan melebur kembali dalam kenangan masa lalu dimana semua tampak sama. Kedua orang tua menyapa dengan bahagia melihat anaknya yang dalam perantauan kembali menjadi anak dalam perlindungan. Nikmat itu akan berasa disaat engkau mulai merasakan bukan membayangkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar