Senin, 31 Oktober 2016

Jiwa yang Melayang

Hari yang sangat melelahkan, lelah yang menjaring jiwa dan raga. Maafkan diriku membuatmu menderita, engkau yang selalu bersamaku, menopangku, menjagaku, dan tumbuh bersamaku. Lelah yang tak terbantahkan membuat rapuh jiwa dan raga ini,
semua energi tercurahkan bersama jalannya hari ini. Kuingin terbebas dari segala hal yang membuatku terkekang dari masalah yang menjeratku.
Bebaskan jiwa-jiwa terkekang ini, kuingin bebas, bebas yang tak membatasi segalanya dalam kehidupanku. Siapa dirimu yang berani mengekangku saat ini, kau hanya seorang pesuruh dan pelayan. Kita bersama saat ini, tapi mengertilah akan keadaan kami sebahagian, kami butuh bebas. Sejak tadi dirimu hanya membahas mengenai membebaskan jiwa, engkau ingin membebaskan seorang jiwa tetapi engkau terkekang. Suatu usulan yang menenggelamkan, engkau bukan hanya seorang yang mencoba untuk menggapai sesuatu yang fana, tetapi engkau juga seorang pengkhayal yang sangat buruk. Aku tidak bermaksud menginjakmu dengan khayalan, yang kuinginkan hanya meraihmu yang tenggelam saat ini.
Bangun... bangun!!! mengapa engkau bersandar pada sesuatu yang saat ini tidak pasti. Jika engkau ragu denganku jangan engkau beri tatapan palsu yang menyesatkan harapanku. Engkau saat ini tersadar dengan teriakan mereka yang mengaungkan cerita-cerita melayang. Apakah engkau sudah tersadarkan? Yaah itulah dirimu yang selalu saja menghadapkan punggungmu padaku. Kurasa sakit tapi kutetap mencoba untuk menyelamatkanmu, dari mereka yang masih saja memengaruhi batas pemikiranmu.
Masihkah engkau lelah? masihkah engkau merasa berat dengan beban yang engkau pikul dan engkau bawa bersamamu. Biarkan bebanmu engkau bagi bersamaku, kuingin tetap bersamamu meski jalan yang engkau tempuh menyiksa diriku. Kuberharap tujuan kita sama wahai jiwa-jiwa yang terkekang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar