Kamis, 06 Oktober 2016

Hari Kemarin

       Malam ini terasa hening dan dingin sehabis hujan sore tadi, ku mulai mengistirahatkan diri dalam ruang kamarku saat terdapat pesan dari temanku pada salah satu sosial media yang kumiliki. Pembicaraan awal terasa menyenangkan setelah salah satu dari mereka mulai membicarakan seorang wanita yang sangat menjadi idamannya. Begitu seru semua pesan yang mereka berikan, hanya saja seorang temanku mulai memberikan pendapat yang aneh menurutku.
Habisnya beberapa hari yang lalu, ia sangat jatuh hati pada wanita tersebut. Tapi malam itu semua pernyataan yang ia berikan begitu menyayat hati jika wanita tersebut mengetahuinya. Apakah semua ini tentang cinta, hati, perasaan?. Yaah... semua mungkin saja mengenai hal tersebut, tetapi di dalam hati seseorang siapa yang mengetahuinya, hanya sang Pencipta yang dapat membolak-balikkan hati hambanya.
       Terlintas dalam ingatanku mengenai cerita temanku yang satu ini, entah mengapa di malam yang sunyi dipecahkan oleh semua hal yang ia bicarakan tentang seorang wanita itu. Padahal saat wanita tersebut berada sedekat nadi dengannya begitu ia sangat bahagia dan begitu mengagungkan wanita tersebut. Semua orang tentunya akan mengagungkan wanita yang sangat mereka idolakan, begitu juga sebaliknya dengan wanita yang seakan menjadi penggemar rahasia kepada seorang pria bagai pencuri hati. Semua suka cita itu begitu indah dan nikmat dirasakan, enggan rasanya melewatkan beberapa momen saja tanpa menyimpan dalam memori indah yang akan selalu terkenang.
       Jauh sebelum ini terjadi, pernah ku merasakan hal yang sama. Indah dan nikmat bersama orang yang engkau cintai, meskipun dengan berbagai alasan yang semua harus memisahkan diriku dan dirinya dalam ruang dan waktu yang berbeda. Pernah ku agungkan dirinya hingga disetiap pembicaraan dengan teman-temanku ku sisipkan sosoknya sebagai pengingatku akan dirinya. Waktu semakin bergulir dengan derasnya, hingga kusadari bahwa jarak ini begitu menyita hati yang selalu berharap akan dirinya. Dan akhirnya ku mulai menyadarkan diri bahwa saat aku memikirikannya apakah dia juga memikirkanku, betapa sia-sia seluruh waktu yang ku luangkan untuk jika hanya diriku yang berharap akan dirinya. Mulai saat itu kuputuskan untuk memberinya ruang agar ia tidak lagi menjadi beban perasaan yang selama ini kutanggung sendiri.
       Seberapa kuatkah hatimu saat mengetahui dirinya hanya menganggapmu seorang teman biasa, di saat engkau berharap dirinya dapat menjadi permaisuri yang selamanya berada di sisimu. Cinta memang membutakan, bagi mereka yang menggunakannya hanya untuk dirinya sendiri. Cinta membutuhkan dua hati untuk saling berbagi suka dan duka, bukan pada satu hati yang menikmati indahnya suka dan menanggung perihnya duka. Seberapa kuatkah hati saat engkau menanggung duka itu, jangan engkau salah gunakan hatimu di saat cinta yang engkau berikan hanya untuk kesenanganmu belaka. Hati tidak untuk dipermainkan, begitu rapuh hati ini saat engkau jadikan permainan. Semua hanya permasalahan waktu, engkau pergunakan apa waktumu saat ini, apakah hanya dengan kesenanganmu belaka yang berakhir dengan pengharapan yang sia-sia serta menyayat hati, atau engkau pergunakan waktumu untuk sesuatu yang memperkaya dirimu dan mencoba mengejar cinta yang manis yang engkau rasakan waktu itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar