Senin, 19 September 2016

Awal Sakura

       Hari yang ditunggu itu datang juga, telah sekian lama melalui proses yang cukup menguras waktu dan tenaga. Malam kemarin telah berlalu menjadi hari yang kian dijalani berlaku semua rasa dan asa. Perjalanan yang sangat panjang dan menguras semua bekal tak terelakkan akan untuk menuntut masa depan yang tak dapat diprediksi. Semua orang yang memiliki keterikatan yang mendalam mencurahkan semua perasaan terpendam. Permohonanku untuk selalu mendukung segala apapun yang menjadi impian dan masa depan yang dapat menuntunku menjadi seseorang yang berharga bagi bangsa dan negara.
       Perjalanan selama dua jam lebih, meninggalkan orang-orang terdekat yang sekarang hanya bias mendukung dari belakang, tanpa mereka tak akan ada kesempatan yang kugenggam seperti perjalanan ini. Maafkan diriku yang mungkin begitu egois untuk menuntut segala persiapan dan semua bekal yang tanpa kupinta pun kalian akan tetap rela untuk memberikannya. Sesampainya ditempat tujuan, perjalanan masih dilanjutkan. Pertemuan dengan pembina perjalanan memberikan informasi bagaimana dengan kehidupan yang akan dijalani kelak. Selama penantian serasa tak dirasakan bagaimana waktu berjalan tanpa pernah kembali untuk melihat masa lalu yang telah terbuang begitu saja. Waktu bergulir dengan tegasnya, satu persatu teman-teman yang telah maupun belum diketahui identitasnya berdatangan ketempat semuanya berkumpul.
       Menuju pergantian waktu yang menunjukkan 23.45, perjalanan yang menanti akan sangat menguras tenaga untuk bertahan dalam keadaan yang begitu menyiksa pada posisi yang tidak melegakan. Sesuatu yang tak disangka pun terjadi, tanpa ada kesepakatan sebelumnya, seorang wanita yang faktanya akan bersama-sama menjalani perjalanan ini duduk bersebelahan denganku. Dengan sedikit malu ku mulai untuk mencoba menguasai perasaan agar tak menjadi boomerang yang dapat merusak pandangannya terhadapku. Berada disampingnya selama kurang lebih enam jam lamanya, tak mengecewakan bagiku yang dapat bercengkrama dengannya, menatapnya, serta mencoba untuk saling mengerti walaupun semua begitu cepat untuk kulakukan. Meskipun waktu bergulir begitu cepat dan ku terperdaya olehnya, mengakibatkan semua sendi badanku tak dapat menahan rasa tak mengenakan untuk berada diposisi yang sama dalam waktu yang cukup lama.
       Perjalanan yang begitu menyiksa tetapi kunikmati dengan lahapnya, mendaratkan ketempat persinggahan sementara untuk mengistirahatkan badan sebelum melanjutkan perjalanan yang tinggal menghitung waktu dekat ini. Kurang lebih selama lima jam berada di persinggahan pesawat yang begitu terkenalnya di dunia, membuat raga begitu letih menjadi semakin letih saja. Pasalnya tempat yang begitu luas bagaikan padang dari mesin-mesin terbang itu singgah mengangkut dan menurunkan jiwa-jiwa petualang. Beribu-ribu manusia yang mondar-mandir untuk menuju target petualangan mereka, yang tak sedetikpun meraka berhenti untuk memandang sejenak dan menyadari bahwa dirinya kini berada dalam pusaran waktu yang terus bergulir tanpa mengenal letih.
            Menunggu merupakan pelajaran akan kesabaran dan persiapan, terlena diriku akan mendapatkan jaringan menuju dunia yang tak terbatas menyebabkan benda yang telah menemaniku dalam mendapatkan informasi dan menyimpan semua kontak saudara, teman, dan orang-orang yang kukenal serta yang mengenalkanku hilang tanpa kusadari. Ku telah lupa akan keberadaannya yang waktu ku pergunakan tak sedikitpun dalam membantuku karena kurangnya kemampuan benda tersebut. Sejenak kusadari saat mencoba melihat waktu, benda itu merupakan pengingatku terhadap waktu. Lama kupikirkan kehilangannya meskipun tak ada rasa penyesalan mendalam saat itu, karena ku tau dirimu kan kembali kepadaku. Ku cari keberadaanmu kesana-kemari, dan akhirnya semua terjawab, dirimu memang akan kembali kepadaku. Kehilanganmu mengajarkanku untuk jangan pernah sedikitpun untuk melupakan sesuatu/ orang yang pada suatu ketika dia tidak dapat membantu dirimu dikarenakan kemampuannya yang tak sampai, tapi ingat dia telah menemanimu setiap saat, mengingatkanmu, menyadarkanmu akan petunjuk menuju jalan yang lurus.
            Perjalanan terakhir menuju ke perjalanan yang sesungguhnya berangkat, tak berselang lama sampailah pada tujuan, sejauh mata memandang terpampang tulisan yang sedikit kuketahui dan tulisan yang khas menunjukkan jati dirimu akan kekuasaan tampat itu. Perjumpaan dengan pembina program membuat semua hati lega, karena telah ada kepastian akan semua kegiatan yang akan dijalani nantinya. Dengan begitu baiknya diajaklah ke suatu tempat makan yang khas ditempat itu, dimanjakanlah lidah dan perasaan. Teman-teman kelihatan sangat gembira karena salah satunya kesampaian angan-angan untuk menikmati secara langsung jamuan itu. Selanjutnya perjalanan kami lanjutkan ke peristirahatan sementara, disana kami diberikan petunjuk selama mengikuti kegiatan ini. Malam semakin bergulir canda tawa mengisi kekosongan setelah orientasi selesai.
       Hari esok semua telah terjadwal dengan rapi pada selembar kertas, semua peraturan harus dipatuhi. Perjalanan untuk menjadi seseorang dan mengerti seseorang akan terbentang didepan mata. Semua bentuk adaptasi yang telah dipelajari sebelumnya semoga dapat memudahkan perjalanan ini. Menuju pukul 00.00 waktu setempat, hari semakin sepi seakan alam menyanyikan lagu damai untuk mengistirahatkan jiwa dan raga. Janganlah engkau terlena akan sesuatu yang baru sehingga yang selalu bersamamu engkau hilangkan dalam perhatianmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar