Kamis, 21 September 2017

Jeratan Zona Nyaman

Terkadang manusia berpikir mereka dapat melakukan segalanya hanya dengan kepalan tangannya sendiri. Akan tetapi, mereka tidak mengetahui hakikat mereka diciptakan dalam kaum dan membentuk suatu hubungan dengan manusia lainnya. Awalnya memang sedikit ambigu dan membingungkan, tapi itulah yang sempat terlintas dalam pikiranku saat itu. Sedikit dorongan lagi untuk menyelesaikan apa yang telah kita mulai bersama.

Semua berawal dari mendaftarnya saya dan kedua temanku untuk mendaftarkan diri dalam program praktik kerja lapang yang dilaksanakan di kampus. Kejadiannya sekitar 4 setengah bulan yang lalu, dengan semangatnya kami menuliskan nama kami kesalah satu koordinator laboratorium untuk melaksanakan praktik kerja lapang tersebut. Semua berjalan lancar saat itu, kamipun diberikan daftar benda yang harus kami siapkan untuk memulai praktik tersebut.


Seperti praktik kerja lapang yang telah teman-temanku jalani, dalam praktik kerja lapang ini kami harus membuat suatu konstruksi alat tangkap yang sesuai dengan program studi. Keesokan harinya, sayangnya salah satu teman kelompok yang sebenarnya adalah senior kami sendiri tak dapat hadir dan bersama-sama untuk membeli bahan tersebut. Dan kami berduapun berangkat ke salah satu tempat yang telah direkomendasikan oleh dosen pembimbing praktik untuk membeli bahan ditempat tersebut. Dikarenakan tempat tersebut telah mengenal cukup dekat dengan dosen kami dan mengetahui kebutuhan mahasiswa yang disuruh untuk membeli sesuatu ditempat tersebut.

Seiring berjalannya waktu, banyak hal yang kami alami dalam proses pembuatan alat tangkap tersebut. Mulai dari kurang aktifnya salah satu anggota kelompok yang berakhir dengan dikeluarkannya dia dari kelompok praktik kerja lapang dan menyisakan saya dan temanku yang satunya, sebut saja namanya Atut. Mungkin karena kesibukan atau lainnya sehingga pengerjaan alat kami seperti jalannya siput.

Jika saat diriku merasa penuh semangat untuk mengerjakan alat tesebut, malah temanku yang satunya begitu malas untuk ke kampus. Hal ini berulang begitu sering sehingga hal itulah yang menyebabkan alat yang kami kerjakan mengalami progres yang lambat. Meskipun lambat akan tetapi kami tetap menjalankan praktik tersebut dengan penuh tanggung jawab sehingga progres berjalan terus, step by step until it finish.

Akhirnya dengan menghabiskan sekitar 1 bulan kami menyelesaikan jaring tersebut, dan dengan sentuhan terakhir yaitu pembuatan laporan dan melaksanakan ujian kemudian meminta nilai dari koordinator praktik kerja lapang. Masalah yang kami hadapi sekarang adalah zona nyaman, begitu banyak godaan yang menjauhkan untuk menyelesaikan hal tersebut. Jika bukan karena dorongan dalam diri dan dari orang lain, maka zona nyaman itu tak akan hancur dan menjadi jaring yang menjerat kuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar