Senin, 21 Agustus 2017

Acara Malam Minggu

Hari itu terasa biasa saja, tak ada kegiatan yang menjadi penyemangat hari. Pagi harinya disambut oleh mentari yang telah berdiri tajam diatas kepala, sedangkan tak satupun kumencoba untuk bergegas melakukan sesuatu. Kucoba untuk menghubungi temanku yang sering menemani diwarkop untuk mencari sesuatu yang baru dijaringan internet yang terlampau luas. Siang hari kumulai membersihkan diri yang kemudian beranjak kekampus untuk melihat bahan dan alat penelitian yang sementara ini kupersiapkan.


Sebenarnya dosen pembimbing telah menyampaikan bahwa hari ini, beliau akan bertemu denganku dikampus. Akan tetapi, telah beberapa saat kutunggu kedatangan beliau tak kunjung tiba. Dan akhirnya teman yang kuhubungi pagi harinya telah berada diwarkop. Selanjutnya kuberanjak kewarkop untuk bertemu dengan temanku. Seperti biasa informasi yang masuk begitu luar biasa saat jaringan internet telah tersambung. Tiba-tiba saja ada chat yang berasal dari salah satu teman yang kukenal melalui komunitas yang baru-baru ini kucoba untuk memahami sistem didalamnya.

Sebenarnya telah kuketahui maksud dari chat yang dia kirimkan, karena kami tergabung dalam sebuah grup chat komunitas yang dimana dia telah sebelumnya mengutarakan keinginannya untuk pergi kesuatu acara disuatu tempat terkenal dikota. Lama kami mengirim beberapa pesan yang cukup berbelit-belit hingga akhirnya dimana kami setuju untuk bersama-sama berangkat keacara tersebut. Dan akhirnya kutunggu kedatangannya disuatu tempat pengisian bahan bakar, selama beberapa menit tak kunjung datang mungkin dia salah mengartikan tempat yang kumaksudkan, tapi tak apalah tidak ada masalah.

Senang rasanya dapat kembali bertatap muka dengan wanita ini. Wajah yang menenangkan jiwa ingin rasanya untuk memiliki, tapi mungkin waktu yang akan menjawab dimana hati ini akan disandar. Ahh... sungguh sangat membebani perasaan, sama seperti waktu zaman sekolah dulu dengan seorang wanita yang sempat menjalin hubungan. Tapi itu sebuah masa lalu, tak perlu lagi diungkit, jangan sampai ada beberapa kenangan yang menggenang. Kembali kepembahasan sebelumnya tentang seorang wanita atau mungkin beberapa wanita yang telah memikat perhatianku. Kini sebaiknya kularikan kemana perhatian ini, sulit rasanya untuk berkelahi dengan perasaan antara wanita dan kehidupan disekitar yang sekarang kujalani.

Ok... tidak ada lagi kenangan pada tulisan ini. Kembali kita membahasa tentang wanita yang mengirim chat untuk pergi bersama kesuatu acara komunitas sore itu. Tak kusangka dalam perjalan menuju acara tersebut, kubertemu dengan teman semasa KKN (Kuliah Kerja Nyata) dulu yang juga bertujuan sema dengan kami. Sesampainya ditempat yang kami tuju, ada perbedaan antara aku dengan teman KKNku, saya bersama dengan seorang perempuan sedangkan dia bersama dengan seorang laki-laki. Sesampainya diacara tersebut kami berjalan berjalan berduaan bagaikan seorang kekasih, bagaikan....

Seiring kutatap wajahnya begitu juga kuterbawa melayang karenanya, sungguh sulit untuk berpaling darinya. Tapi, harus tetap kutundukkan pandangan ini agar tidak melanggar peraturan yang telah kubuat sendiri. Wanita memang racun dunia, begitu engkau berhubungan dengannya engkau bagaikan pecandu yang akan terus mencari dan menginginkannya. Hanya jiwa yang berserah yang mampu untuk membatasi diri mereka. Tapi, apakah kita salah satu manusia yang berserah itu, manusia tidak lain merupakan mahluk yang penuh dengan hasrat dan nafsu tak lepas dari lumpur dosa, maka sebab itulah kita diperintahkan untuk bertaubat atas segala perbuatan dosa yang kita buat.

Sungguh sangat menyukai wanita yang berpenampilan seperti dia, mungkinkah dia akan menjadi amsa depan atau hanya persinggahan hati yang kesana-kesini tak jelas arahnya. Mungkin sekali lagi hanya waktu yang dapat menjawab dimanakah akan berlabuh hati yang tak tertahankan ini, Semua hal dalam kegiatan tersebut berjalan bagaikan sepasang kekasih yang dilihat dari mata oranglain. Tetapi, apakah sebenarnya yang hatinya rasakan saat itu, tak ada yang tahu. Semua yang pencipta berikan kepadamu tak terbatas jumlahnya, maka berikanlah batasan agar engkau dapat bersyukur atas apa yang engkau punya saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar