Senin, 15 Mei 2017

Cerita Sandrobengi

       Hari kemarin merupakan minggu terakhir bagi kebanyakan orang menghabiskan waktu sebelum menyambut libur yang panjang. Rencana yang telah kami usung dari waktu lalu, akhirnya terlaksana juga, meskipun banyak anggota teman kami yang tidak dapat bergabung karena mulai banyak hal kesibukan yang mereka alami. Akhir pekan kami habiskan disebuah pulau kecil yang jaraknya cukup dekat dengan daratan yang biasa kami pijak. Hanya sekitar 10 menit-an jarak yang kami tempuh untuk mencapai pulau tersebut. Tak cukup gelombang tentunya untuk dapat menghambat perjalanan kami.

      Sesampainya di pulau tersebut tak mengherankan banyak wisatawan lokal yang memenuhi daerah tersebut. Beberapa dari kami bersegera mengeksplor pulau tersebut untuk mencari lahan untuk membangun tempat berteduh yang nyaman malam ini. Tempat yang tak cukup jauh, hanya beberapa meter dari bibir pantai yang sore itu mulai surut. Kegiatan membangun tenda tak memberi kelelahan yang berarti buat kami, hanya saja perdebatan masalah orang yang menempati tenda tersebut banyak membuat kami tertawa.

       Siang itu terlalu panas bagi kami untuk langsung merasakan kandungan air laut dan memenuhi gairah membasahi diri. Kamipun memilih untuk mengisi energi siang itu dengan bekal yang telah dipersiapkan oleh teman kami. Bekal yang kami bawa lebih dari cukup untuk bertahan hidup, dan tak perlu pusing untuk memikirkan setelah ini akan makan apa. Syarat sejahtera telah terpenuhi dalam daftar liburan kami.

       Hasrat untuk mengeksplor daerah sekitar tak terbendung lagi, setelah tenda kami berdiri, ada tempat untuk berlindung, maka bagi sebagian dari kami "it's time to hunt", mencari spot untuk memenuhi feed sosial media yang ada. Bagiku tak terlalu penting untuk dilaksanakan, hanya mencari ketenaran bukan salah satu tujuanku kesini. Terdapat sedikit permainan yang mengincar rahasia terpendam, permaianan yang sedikit banyak menguras malu untuk disampaikan, tapi sepadan dengan rahasia-rahasia yang orang lain sampaikan. Tidak begitu buruk untuk dilakukan, cukup untuk mengetahui sedikit banyak rahasia seseorang dengan permainan yang tidak mengekang dan memaksa.

       Sebenarnya telah lama kuketahui mengenai seorang wanita yang lama mengikutiku. Telah cukup banyak bukti yang secara tidak langsung ia sampaikan, dan pengakuan di pulau tersebut tak banyak membuatku heran dan terkejut. Cerita seperti ini cukup banyak terjadi pada usia seperti ini, bagiku seseorang yang mengagumi orang lain tak patut disalahkan. Karena semua datangnya dari hati, sedikit banyak mengganggu pikiran, tapi tak selayaknya menjadi teror akan kehidupan. Pernah suatu hari kusampaikan perasaan yang sama terhadap lawan jenis yang tidak lama kami tinggal bersama di negeri matahari terbit. Awalnya rasa kagum tumbuh untuk mencoba mendekati, tersimpan rapi dalam setiap gerak untuk tidak berbuat mencurigakan. Tapi, semua tak dapat terhindarkan, wanita tersebut mengidolakan lelaki lain. Mungkin tidak cukup hanya dengan melapangkan dada, dan mengikhlaskan begitu saja. Perasaan tetap perasaan, akan tetap membekas jika telah terpendam didalam hati. Begitu juga denganmu yang kini mengagumiku, bukannya salah untuk dilakukan. Suatu kata yang ingin kusampaikan: "You deserve better than me", mungkin itulah kata yang dapat mewakili perasaanku padamu. Life must goes on, so we keep moving on!

       Pernah kumenonton suatu kisah, "Jika engkau tak dapat memiliki untuk bahagia, bahagialah dengan melihatnya juga bahagia. Itulah kisah cinta yang lebih dari mengikhlaskan" simpulan seperti itulah yang dapat kutarik makna dari sebuah hubungan antara seorang lelaki dan wanita dalam kisah tersebut. "Seberapa kuat apapun usaha seseorang untuk mendekati orang yang ia cintai, jika takdir-Nya bukan kepada orang tersebut, maka kedua insan tersebut tak akan bersatu, sebalikanya seberapa kuat apapun usaha orang tersebut untuk menjauh dari orang yang ia benci, jika takdir-Nya untuk bersama, maka jalan akan diperlihatkan untuk mereka bersama". Yang terpenting adalah seberapa pantaskah untuk kita menjadi pendamping untuk pasangan yang ingin kita impikan. Dirimu adalah jati diri pasanganmu, maka pantaskanlah dirimu untuk mendapatkan pasangan yang pantas untukmu.

       Malam itu angin berhembus kencang dari lautan nan jauh disana. Kami mengakhawatirkan tenda yang kami bangun tak mampu untuk menahan terjangan badai yang akan datang. Tetapi, sepanjang malam hanya hembusan angin sejuk menerpa tempat naungan kami. Kembali permaianan itu kami lakukan, tak banyak informasi yang kudapatkan, serta kuberpikir anganku cukup tinggi mengharapkan jawaban yang mengemberikan hati, masa depan telah tertata rapi oleh-Nya, saat ini biarkan berjalan seperti ini adanya, jangan bebankan hatimu dengan sesuatu yang tidak dapat engkau gapai.

       Pemandangan pagi hari yang cukup mengejutkan, banyak kapal penangkapan ikan bersandar di pulau tersebut. Penduduk pulau mulai aktif melakukan sesuatu yang kami sebut dengan 'upacara adat' untuk membuat hasil tangkapan yang banyak dan perjalanan kapal tersebut aman sampai tujuan. Hal tersebut bagiku begitu sia-sia, memercayai dengan hal yang sejatinya mereka tidak tahu akan kebenarannya. Suatu tradisi yang berjalan dari waktu ke waktu, yang membuat orang-orang yang percaya dengan hal tersebut masih terselimuti dengan bayang-bayang jahiliah.

       Tak cukup lama kami menunggu datangnya kapal yang membawa kami kembali ketempat persinggahan untuk mengistirahat diri sejenak, kemudian kembali menuju kota dimana kami akan menjalani hari-hari selanjutnya. Setiap perjalanan memiliki kisahnya sendiri, maka carilah hal tersebut, jika engkau tak mendapatkannya jangan salahkan dirimu untuk hal tersebut. Mungkin saja masih perlu pelajaran hidup yang mesti engkau alami dan maknai. Hanya beberapa hal ingin kusampaikan disaat permaianan itu berlangsung, saya pribadi tidak menyukai karakter orang yang mudah mengeluh atas berbagai hal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar