Kamis, 12 Januari 2017

Resensi Novel: The Orange Girl - Jostein Gaarder

       Sebuah novel fiksi merupakan karya sastra yang menceritakan rentetan waktu yang panjang yang terangkum dalam lembaran-lembaran panjang. Dalam karya fiksi banyak hal yang dapat dijadikan sebagai alur cerita misalnya: pengalaman seseorang, khayalan mengenai sesuatu, dan pemikiran-pemikiran bebas yang dapat dirangkum menjadi suatu cerita yang menarik.

       Dalam artikel kali ini, akan kami resensi suatu karya fiksi dari penulis terkenal Norwegia. Beliau terkenal akan karyanya "Dunia Shopie". Buku yang akan kami resensi adalah "The Orange Girl".



Informasi:
1. Judul: The Orange Girl: Sebuah Dongeng Tentang Kehidupan
2. Penulis: Jostein Gaarder
3. Tahun Terbit: 2003
4. Penerbit: Phoenix House
5. Tempat Terbit: London
6. Penerbit Terjemahan: PT. Mizan Pustaka
7. Tahun Terbit Terjemahan: Edisi Kesatu Cetakan I, Maret 2005; Edisi Kedua Cetakan I, Juli 2011; Edisi Ketiga Cetakan I, Januari 2016
8. Tempat Terbit Terjemahan: Bandung, Indonesia
9. Jumlah Halaman: 256 hlm; 20,5 cm
10. ISBN: 978-979-433-925-1

       'Aku mesti mengajukan pertanyaan serius kepadamu, Georg, dan itulah sebabnya aku menulis. Akan tetapi, agar mampu mengajukan pertanyaan ini, pertama-tama aku harus menyampaikan cerita sedih'
"Bagaimana perasaan Anda jika mendapatkan surat seperti di atas dari ayah Anda yang meninggal sebelas tahun yang lalu? Bingung, tentunya.
Itulah yang dialami Georg Roed pada usianya yang ke-15 tahun. Dia tak habis pikir mengapa ayahnya, di kala menjelang wafat, memutuskan untuk menuliskan kisah cintanya dengan gadis misterius. Si Gadis Jeruk, demikian ayahnya menyebut gadis tersebut. Siapa sebenarnya si Gadis Jeruk itu? Dan mengapa pula ayahnya menanyakan kabar Teleskop Ruang Angkasa Hubble?
Sepanjang isi buku ini, bersama Goerg, Anda akan diajak menjelajahi sebuah dunia yang di dalamnya kehidupan nyata dijalani seperti dongeng. Dari sebuah kisah cinta, beralih keperenungan tentang alam semesta, sampai pada pertanyaan filosofis tentang kehidupan, akhirnya mungkin Anda bisa menjawab pertanyaan ayah Georg: sebuah pertanyaan yang sangat penting bagi hidup kita"

       Itulah yang tertulis dalam sampul buku ini, membuat kita bertanya bagaimana alur dari buku yang diceritakan kilas balik ke masa lalu, pada kehidupan beberapa tahun yang lalu. Dan yang menjadi sesuatu yang sangat menarik adalah kisah tersebut diceritakan dalam lembaran-lembaran surat yang ditemukan pada sebuah pada sebuah kereta dorong berwarna merah peninggalan sang ayah. Cerita berawal pada suatu hari dimana Goerg baru pulang dari sekolah, yang sangat mengejutkan ia mendapati sang kakek dan nenek yang jauh dari kampung berkunjung hanya untuk menunjukkan suatu amplop yang tertutup rapi. Betapa terkejutnya ia saat mengetahui bahwa surat tersebut berisi surat peninggalan sang ayah beberapa tahun lalu yang telah diwasiatkan untuk diberikan kepada Goerg setelah ia mencapai usia yang cukup dewasa.
       Dengan sedikit syok, Goerg kemudian mengambil amplop tersebut dan mengunci diri dalam kamarnya, dengan sekaleng Coke yang menemaninya mengawali membaca surat yang sangat misterius tersebut. Tanpa berharap banyak Goerg mulai membaca surat tersebut yang diawali dengan sambutan ayahnya disertai dengan beberapa pertanyaan tentang masa kini, masa dimana Goerg tumbuh dewasa serta mengenai Teleskop Ruang Angkasa Hubble. Umur Goerg saat itu 15 tahun disaat surat itu datang padanya. Dalam surat tersebut kebanyakan yang dibahas adalah mengenai masa muda sang ayah serta pertemuanya dengan si Gadis Jeruk. Siapakah sebenarnya si Gadis Jeruk itu? pertanyaan tersebut merupakan umpan yang sangat menarik untuk membaca buku ini. Sedikit bocoran si Gadis Jeruk adalah seseorang yang telah menjadi wadah bagi Goerg hadir pada dunia ini.
       Selama membaca surat dari ayahnya, Goerg sering kali mendapatkan beberapa gangguan dari Ibunya yang sangat penasaran dengan isi surat tersebut. Tetapi, Goerg tetap melanjutkan membaca surat itu hingga akhir. Diceritakan bahwa ayah Goerg adalah seorang dokter yang mempunyai imajinasi yang luas dan melayang. Dalam surat tersebut diceritakan bahwa pertemuannya dengan si Gadis Jeruk sangat memalukan. Akan tetapi, ayah Goerg terpesona dengan gadis tersebut hingga selama berminggu-minggu mencari sosok sebenarnya si Gadis Jeruk itu. Mengapa ayah Goerg memanggil gadis itu dengan sebutan si Gadis Jeruk, hal itu dikarenakan pertemuannya dengan gadis yang memekai jaket merah dan membawa sekantong besar jeruk di kereta. Itulah awal cerita pertemuannya dengan si Gadis Jeruk. Di dalam surat yang Goerg terima ayahnya menceritakan tentang kenangan mereka berdua yang kemungkinan Goerg tidak ingat pada saat itu, tetapi Goerg dengan keras berusaha untuk mengingat semua kenangan yang ayahnya sebutkan.
       Setelah mengetahui maksud dari surat misterius itu, Goerg mulai berpikir dan mencoba mencari tahu mengenai beberapa pertanyaan ayahnya mengenai kehidupan.

              "Bayangkan kamu berada di awal dongeng ini, tulis Ayahku, suatu waktu miliaran tahun yang lalu ketika segala sesuatu diciptakan. Dan kamu boleh memilih apakah kamu ingin dilahirkan untuk hidup di suatu tempat di planet ini. Kamu tidak tahu kapan akan dilahirkan, tidak juga berapa lama kamu akan hidup, tapi itu takkan lebih dari beberapa tahun. Yang kamu ketahui hanyalah bahwa, jika kamu memilih untuk hadir ditempat tertentu di dunia ini, kamu juga harus meninggalkan lagi suatu hari dan pergi meninggalkan segalanya"

       Apa yang akan ada jawab dari pertanyaan tersebut. Suatu pilihan yang akan membawa penyesalan diakhir jika hal pilihan tersebut dipilih secara tidak ikhlas. Hanya ada dua pilihan yakni: satu memilih untuk tetap menjadi jiwa yang melayang mengawasi dunia dari dimensi lain tanpa perlu merasakan perihnya pengkhianatan, sakitnya penyesalan, dan harapan kepada seseorang dan tetap dalam suatu keadaan yang sama dari waktu kewaktu. Atau, dua memilih hidup di dunia dongeng dengan berbagai macam alur cerita, ada yang menyakitkan, mengharukan, pengharapan, serta ada pula kasih dan sayang, kenikmatan dan kehangatan, tapi semua itu harus ditinggalkan pada tempat dan waktu yang siapapun tidak tahu hal tersebut. Seua secara tiba-tiba atau ada yang mendapatkan pertanda. 
       Semua pilihan pasti memiki konsekuensinya masing-masing. Pilihan hanya anda yang mengetahui dan yang menjalani ada diri anda sendiri. Jangan salahkan orang-orang disekitar anda tentang apa yang terjadi pada diri anda, ambillah cermin untuk melihat penyebab semua itu kemudian coba maafkan, perbaiki, dan ikhlaskan. Hidup adalah pilihan, anda yang menjalani, rasakan, dapatkan, jangan berikan hidup anda pada orang lain.

       Terima kasin telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat.

Silahkan berlangganan blog ini untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai artikel terbaru dari blog ini. Silahkan daftar denga cara memasukkan alamat e-mail anda di kolom berlangganan di sebelah kanan atas. Atau klik menu Contact Me.

Link: buku

2 komentar: