Hey
guys!, lama tidak mem-posting artikel di site blog ini. Kali ini aku akan
menceritakan tentang pengalaman perjalanan ke Jepang pada awal tahun ini. What
are we waiting for, so let’s check it out!
Kita
mulai dulu dari cerita tentang “Kok bisa ke Jepang sih?” Yup, kegiatan atau
bisa aku bilang jalan-jalan ini merupakan bentuk follow up kegiatan sebelumnya,
yakni kegiatan di bulan September tahun lalu. Saat mahasiswa Kobe berkegiatan
Summer School (untuk melihat video kegiatannya, check my Youtube channel yaah).
Dan kebetulan saya sebagai salah satu pendamping sekaligus peserta kegaitan
summer school tersebut, kami berkegiatan di Kabupaten Sinjai berpusat di Tongke-tongke dan juga mengunjungi beberapa tempat, seperti Bone dan pulau Sembilan,
Sinjai.
Alasan
kami diundang untuk membawakan presentasi mengenai kegiatan dan mengikuti
pameran produk Indonesia. Kenapa aku sebut kami? Karena ada beberapa delegasi
yang diundang untuk mengikuti acara seminar tersebut yang merupakan partisipan
dari kegiatan summer school kemarin. Total kami ada sekitar 9 orang, dan sangat
disayangkan salah satu teman kami tidak dapat berangkat bersama dikarenakan
masalah administrasi visa, that’s too odd and very pitiful. Okey, jadi mungkin
latar belakang kenapa bisa ke Jepang sudah terjawab.
Sampai
di Kansai Internatioanl Airport, Osaka sekitar pukul 9 waktu setempat, setelah
sebelumnya harus transit di Changi International Airport, Singapore selama 17
jam dan terbang ke Osaka selama 6 jam, cukup menguras tenaga belum lagi
sesampainya di bandara harus segera menukarkan uang kemata uang Yen. Yup, aku
tidak menukar mata uang tersebut di Indonesia karena cukup merepotkan, jadi aku
lebih mengambil jalan praktis aja. “Emang bisa pakai kartu debit Indo di Jepang?”
jawabannya Bisa! Sebelumnya udah aku search dan beberapa kartu debit Indo bisa
dipakai di ATM Jepang, meskipun ada beberapa persyaratan seperti aktivasi kartu
sesuai dengan negara tujuan. Bagi yang biasa traveling pastinya sudah tau soal
beberapa aplikasi yang memudahkan untuk bertransaksi dengan mata uang asing.
Setelah menarik beberapa ribu yen, petunjuk yang sensei berikan adalah membeli
tiket bus round trip Osaka – Kobe, Sannomiya sekitar 2000¥ lebih murah
dibandingkan dengan tiket once trip dan juga berlaku 30 hari, cocok untuk yang
sedang ingin berlibur (What a tips!). Sesampainya di stasiun Kobe Sannomiya,
aku mencoba untuk menghubungi sensei dan untungnya di Jepang tersedia beberapa
hotspot wifi gratis di tempat-tempat strategis, misalnya: stasiun, mall,
convenient store, kampus, dll. (What a tips!). Sehingga aku tidak perlu khawatir
soal berkomunikasi, meskipun di bandara juga tersedia penjualan modem wifi dan
kartu data, akan tetapi untuk penggunaan pribadi tidak terlalu aku butuhkan, but
untuk orang butuh banget eksis yaah silakan aja, bisa beli kartu data atau
rental modem wifi sesuai kebutuhan. Kalau mau coba budget hemat bisa coba jalan
ninja saya, hehe.
Hari
pertama di Jepang disambut dengan pagi hari yang sangat dingin, yang benar saja
suhu mencapai 6 derajat Celcius. Merupakan record tersendiri untukku yang sukar
beradaptasi dengan suhu dingin. Hari ini kegiatan pertama kami akan
dilaksanakan yakni, melakukan presentasi hasil observasi dan kegiatan kami
dalam kegiatan sebelumnya di Indonesia. Pada hari ini pula aku berkesempatan
untuk datang ke kampus Kobe. Pagi hari masih terasa sepi, hanya beberapa
pegawai yang terlihat, dan tak lupa saat melihat kami mereka menyapa dengan
sapaan “Ohayou!” tentunya sebagai bentuk penghormatan kembali juga aku membalas
sapaan tersebut. Seperti pengalaman waktu di Jepang dulu sekitar tahun 2016
lalu (Bisa lihat tag SUIJI Story guys), saat orang-orang bertemu atau
berpapasan, mereka saling bertegur sapa. Adapun sapaan tersebut disesuaikan
dengan waktunya, misalnya: “Ohayou” untuk waktu pagi – siang hari, “Konnichiwa”
untuk waktu siang – petang hari, “Konbanwa” untuk waktu malam hari. Tak lupa
kami bertemu dengan beberapa teman Jepang yang sebelumnya telah mengikuti
kegiatan yang sama di Indonesia, merupakan suatu reuni yang sangat indah di
tempat yang dipenuhi dengan keindahan.
Meskipun
kegiatan kami telah terjadwal, akan tetapi kami tetap melakukan diskusi untuk
menentukan kegiatan yang akan kami jalani hingga 11 hari mendatang, hal ini
dilakukan agar kegiatan yang dilaksanakan dapat terarah dan jelas nantinya.
Merupakan suatu hal yang telah lama aku ketahui semenjak kedatangan pertamaku
dulu, pernah sampai kami berdiskusi hingga tengah malam antara mahasiswa
Indonesia dan mahasiswa Jepang hanya untuk menyatukan pendapat dan mencapai
kesepakatan yang dapat diterima semua pihak, merupakan pengalaman yang sangat
luar biasa buatku untuk dapat mengerti satu sama lain.
Setelah
acara seminar telah selesai dan kebetulan memasuki waktu makan siang, kami
kemudian menuju salah satu kantin yang terdapat di kampus tersebut. Terdapat
banyak menu pilihan yang bisa kami coba, akan tetapi aku belum yakin soal
ke-halal-an makanan tersebut dan pengetahuan tentang bahasa Jepangku yang masih
minim untuk bisa membaca komposisi makanan yang tertera. Untungnya ada
teman-teman Jepang yang siaga membantu dalam merekomendasikan makanan yang
cocok untuk kami, dan untuk persoalan makanan kami pada hari itu terpecahkan.
Penting untuk mengetahui komposisi makanan saat di Jepang guys, kalian perlu
ditemani teman Jepang atau orang yang dapat membaca tulisan Jepang agar dapat
memilih makanan yang cocok buat kalian (What a tips!).
/ To be continued ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar