Hi, guys! Update informasi mengenai ikan tuna sirip kuning, banyak informasi soal spesies ikan ini, so let's check it out!
[ !!!
Disclaimer !!! ]
[Materi
dalam artikel ini merupakan rangkuman dari beberapa sumber. Sumber tulisan baik
judul buku atau website tertera pada bagian Referensi. Jika ingin mengutip
tulisan tersebut, silakan kunjungi/ cantumkan sumber referensi yang tertera.
Terima kasih!]
Information update: 22 Juni 2020
A.
Deskripsi
Ikan
tuna sirip kuning (Indonesia) atau Thunnus
albacares (Latin) merupakan spesies yang masuk dalam Kingdom Animalia >
Class Actinopterygii (ray-finned fishes) > Ordo Perciformes (Perch-likes)
> Family Scombridae (Mackerels, tunas, bonitos). Secara etimologi: Thunnus: dalam bahasa Yunani, thynnos = tunna. Sebutan lain
untuk Thunnus albacares adalah
Yellowfinned Albacore. Spesies ini
mendiami daerah kolom perairan di atas lapisan thermocline dan sangat jarang ditemukan pada daerah sekitar terumbu
karang.
AphiaID* :
(urn:lsid:marinespecies.org:taxname:127027)
Status : Diterima
Rank : Spesies
*(AphiaID adalah kode LSID (Life
Science Identifier) yang merupakan kode unik identifikasi berlaku secara
global yang merujuk pada objek sains tertentu. Kode LSID ini dapat digunakan
untuk merujuk objek berikut).
B. Taksonomi
Kingdom: Animalia
Superphylum: Deuterostomia
Phylum: Chordata
Subphylum: Vertebrata
SuperClass: Gnathostomata
Class: Actinopterygii
Infraclass: Teleostei
Superordo: Acanthopterygii
Ordo: Perciformes
Subordo: Scombroidei
Family: Scombridae
Genus: Thunnus
Species: T. albacares
Nama
spesifik: Thunnus albacares (Bonnaterre, 1788)
Taxonomi
citation: Froese, R. and D. Pauly. Editors. (2020). Fishbase. Thunnus albacares
(Bonnaterre, 1788)C.
Habitat
Ikan tuna sirip kuning ditemukan
perairan payau; perairan laut-pelagis; kisaran kedalaman 1 – 250 m, biasa pada
kedalaman 1 – 100 m. Laut tropis; suhu sekitar 15°C - 31°C, dan lebih
menyenangi suhu 28°C. Tersebar diseluruh dunia pada daerah laut tropis dan
sub-tropis, tapi tak ditemui pada laut mediterania. Spesies dengan tingkat
migrasi yang tinggi, Annex I tahun 1982 sesuai Konvensi Hukum Laut. Tersebar
pada letak astronomis 59°LU - 48°LS dan 180°BB - 180°BT.
[File materi pdf dapat kalian download pada akhir
post!]
D.
Morfologi
Sirip punggung (total): 11 – 14
tulang; dan 12 – 16 alur tulang; Sirip dubur memiliki 11 – 15 alur tulang;
dengan tulang vertebrae tulang
belakang sekitar 39. Spesies ini dapat dikenali dengan karakteristik berikut:
tubuh memanjang, berbentuk torpedo (fusiform),
sangat ramping; total gill rakers
(insang yang berbentuk sisir) terdapat 26 – 34 di tulang insang; Terdapat 2
sirip punggung dan terpisah hanya beberapa jarak kecil saja, sirip punggung
kedua diikuti oleh 8 – 10 finlets;
sirip dubur diikuti oleh 7 – 10 finlets; individu yang berukuran besar dapat
memiliki sirip punggung kedua dan sirip dubur yang sangat panjang, hingga
ukuran 20% dari panjang ekor (fork-length);
sirip dada yang cukup panjang, biasanya mencapai pangkal dari sirip punggung
kedua, tetapi tidak melebihi batas tersebut, biasanya 22 – 31% dari FL;
terdapat 2 penutup (interpelvic process)
diantara sirip perut; memiliki sisik yang sangat kecil; corselet dari sisik yang lebih besar berkembang tapi nampak tidak jelas; batang ekor sangat
ramping, terdapat keel yang kuat
diantara keel yang kecil disetiap
sisinya; terdapat gelembung renang (swimbladder).
E. Tingkah Laku
Ikan tuna sirip kuning umumnya
bergerombol berdasarkan ukuran, dalam satu spesies ataupun grup multi-spesies.
Ikan yang berukuran besar sering dijumpai bergerombol dengan ikan lumba-lumba,
dan juga pada benda-benda yang melayang di lautan. Memangsa ikan, krustase, dan
cumi-cumi. Ikan ini sangat sensitif terhadap konsentrasi oksigen terlarut yang
rendah dan oleh sebab itu sangat jarang menangkapnya pada kedalaman 250 m di
daerah tropis.
F. Kebiasaan Makan
Waktu
makan ikan tuna sirip kuning umumnya pada waktu siang hari dan memangsa banyak
variasi jenis, termasuk ikan, krustasea, dan cephalopoda (cumi-cumi, sotong, dan gurita) (Reintjes and King,
1953; Watanabe, 1958). Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap jenis mangsa
pada penggunaan FAD (Fish Aggregating
Devices) dan non-FAD di perairan Hawai (Brock, 1985).
G.
Reproduksi
Memijah
diseluruh perairan tropis dan perairan dekat garis ekuator di lautan. Pada lintang yang lebih tinggi, memijah secara musiman, dengan puncaknya pada musim
panas; dan kemungkinan berlanjut sepanjang tahun pada lintang yang lebih
rendah. Ikan tuna sirip kuning merupakan spesies ikan yang dapat memijah secara
berkali-kali, yaitu mereka dapat melanjutkan proses pemijahan setelah lewat
beberapa hari musim memijah. Telur dan sperma dikeluarkan pada kolom perairan
untuk fertilisasi (Collete and Nauen, 1983).
Note!
File materi
“Identifikasi Ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares) dapat di-download pada link berikut: via MediaFire
Jika terdapat
kritik dan saran, silakan tulis komentar dibawah.
Jika anda
suka dengan artikel ini dan ingin mendukung penulis. Salurkan dukungan anda
dengan berdonasi seikhlasnya pada link berikut: via Saweria
Best regards,
Candra D.
Suwito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar