Hi guys!, pada postingan artikel kali ini akan membahas mengenai fauna dari laut, yakni ikan cakalang. Untuk kalian yang penasaran dengan fauna ini, so let's check this out!
[ Materi
dalam artikel ini merupakan rangkuman dari beberapa sumber. Sumber tulisan baik
judul buku atau website tertera pada bagian Referensi. Jika ingin mengutip
tulisan tersebut, silakan kunjungi/ cantumkan sumber referensi yang tertera.
Terima kasih!]
Information update: 14 Juni 2020
A.
Deskripsi
Ikan
cakalang (Indonesia) atau Katsuwonus
pelamis (Latin) merupakan spesies yang masuk dalam Class Actinopterygii (ray-finned fishes)
> Perciformes (Perch-likes) > Scombridae (Mackreles, tunas, bonitos) >
Scombrinae. Salah
satu spesies ikan pelagis besar yang hidup pada perairan lepas pantai dengan
adaptasi suhu permukaan laut berkisar 15 - 30°C. Cakalang juga sering ditemukan
berenang secara bergerombol. Merupakan spesies yang memijah sepanjang tahun
pada musim-musim tertentu.
AphiaID* : (urn:lsid:marinespecies.org:taxname:127018)
Status :
Diterima
Rank :
Spesies
*(AphiaID adalah kode LSID (Life
Science Identifier) yang merupakan kode unik identifikasi berlaku secara
global yang merujuk pada objek sains tertentu. Kode LSID ini dapat digunakan
untuk merujuk objek berikut).B.
Taksonomi
Kingdom: Animalia
Superfilum: Deuterostomia
Filum: Chordata
Subfilum: Vertebrata
Infrafilum: Gnathostomata
Class: Actinopterygii
Subclass: Neopterygii
Infraclass: Teleostei
Superordo: Aacanthopterygii
Ordo: Perciformes
Subordo: Scombroidei
Family: Scombridae
Genus: Katsuwonus
Spesies: K. pelamis
Nama
spesifik: Katsuwonus pelamis (Linnaeus, 1758)C.
Habitat
Ikan cakalang hidup di perairan
tropis lepas pantai; kolom perairan epipelagis; kedalaman 0 – 260 m, sangat
jarang ditemukan pada kedalaman lebih dari 260 m. Adaptasi suhu berkisar 15 -
30°C, dan lebih senang pada suhu sekitar 27°C (Fishbase, 2000); adaptasi
salinitas perairan sekitar 25 – 35 ppm. Cakalang cenderung berasosiasi dengan
daerah up-welling atau area dingin,
yang dimana arus membawa massa air yang kaya akan nutrien dari dasar laut ke
permukaan. Begitu juga dengan area pencampuran massa air hangat dan dingin,
dimana daerah tersebut merupakan area dengan produktivitas yang tinggi.
[Kalian bisa download full materi pdf di akhir post!]
D. Morfologi
Katsuwonus
pelamis memiliki tipikal bentuk seperti ikan tuna; berbentuk torpedo (fusiform); tubuh memanjang. Memiliki dua
sirip punggung, sirip pertama terdiri dari 14 – 16 alur tulang, dan sirip kedua
terdapat tepat dibelakang sirip pertama dengan sedikit jarak yang memisahkan
keduanya. Dibelakang sirip punggung kedua terdapat 7 – 9 finlet yang mengikuti yang berguna mengurangi gesekan dan
mempertahankan kontrol arah saat berenang dengan kecepatan tinggi. Juga
terdapat pada sirip dubur sekitar 7 – 8 finlet.
Sirip dada yang lebih pendek dan terdiri atas 26 – 27 alur tulang. Batang ekor
terdapat tiga set keel (bagian tubuh
yang keras dan menonjol). Cakalang tidak memiliki sisik, kecuali pada gurat
sisik (linnea lateralis) dan corselet. Pada bagian punggung berwarna
biru keungu-unguan dan berwarna perak pada bagaian perut hingga lateral-ventral. Juga terdapat 4 – 6
corak garis hitam* yang membentang dari batang sirip ekor (*ini merupakan ciri
yang membedakan antara spesies cakalang dengan scombridae lainnya: tuna dan tongkol). Mulut memanjang dari pusat
mata. Memiliki susunan gigi yang kecil dan terpisah serta berbentuk kerucut.
Cakalang juga tidak memiliki gelembung renang (swim bladder) (Collete and Nauen, 1983). Cakalang memiliki sistem
spesial untuk secara terpisah mengatur temperatur tubuhnya yang dikenal sebagai
counter current exchange. Hal ini
memungkinkan cakalang menghemat temperatur tubuhnya secara terpisah/ warm blooded (berdarah panas).
E. Tingkah Laku
Cakalang melakukan migrasi secara
bergerombol (schooling migratory),
cenderung bergerombol dengan spesies lain. Misalnya, spesies tuna, hiu atau
paus. Diketahui bermigrasi musiman dengan pola dari Utara ke Selatan, tapi
muncul pertanyaan mengenai pola migrasi ikan tersebut, apakah mereka bermigrasi
karena tujuan tertentu atau hanya bergerak secara progresif (Gauldie and Sharp,
1996).
F. Kebiasaan Makan
Cakalang memangsa terutama ikan
kecil, krustasea dan moluska. Variasi jenis makanan memperlihatkan bahwa
cakalang merupakan pemangsa yang oportunis (memangsa dengan memanfaatkan
kesempatan). Blackburn and Serventy (1981), menemukan kebanyakan jenis makanan
dalam perut cakalang di perairan Australia merupakan euphosid (Ordo Euphasiacea),
dengan beberapa jenis ikan kecil dan cumi-cumi.
G. Reproduksi
Cakalang merupakan ovipar/ bertelur; bertelur sepanjang
tahun, tetapi batas bertelur pada musim hangat di daerah sekitar ekuator
(Collete and Nauen, 1983); fekunditas tergantung ukuran. Dalam suatu penelitian
(Stequert and Ramcharrun, 1995), ditemukan ikan betina dengan ukuran 44 cm
membawa sekitar 80.000 telur, sementara ukuran yang lebih besar (75+ cm) dapat
mencapai 1,25 juta telur. Berdasarkan pada estimasi tersebut fekunditas relatif
dari 40 – 130 telur/g berat ikan.
Note!
File
materi “Identifikasi Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)" dapat di-download pada link berikut: via MediaFire
Jika
terdapat kritik dan saran silakan tulis komentar dibawah.
Jika
anda suka dengan artikel ini dan ingin mendukung penulis. Salurkan dukungan
anda dengan berdonasi seikhlasnya pada link berikut: via Saweria
Best
regards,
Candra
D. Suwito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar