Pagi itu terasa segar kurasakan, bagaikan terbangun dari
istirahat panjang yang melelahkan dihari sebelumnya. Tetapi, semua tersadarkan
akan dimana keberadaanku sekarang -- terbangun dalam ranjang susun dan terdapat
berbagai tulisan bercirikan Jepang. Teman-temanku dibangunkan oleh kesadaran
akan atmosfer keberadaan yang membuat yakin akan langkah untuk menjalani hari.
Pagi itu masih pukul 5.43 waktu setempat, teman-teman mulai bersiap untuk melangkahkan kaki beranjak dari tempat
peristirahatan dan siap menyapa indah dan sejuknya hari ini.
Respon terhadap sesuatu yang indah secara tidak sadar membuat teman-teman ingin mengabadikan diri pada tempat tersebut. Seorang anak Jepang mengajak kami untuk berkeliling disekitar tempat penginapan tersebut sembari menunggu jadwal santap pagi, perjalanan diiringi dengan canda dan tawa antara beberapa orang yang berbeda suku, ras, dan agama, akan tetapi semua itu melebur dalam hangatnya pancaran sinar mentari pagi.
Respon terhadap sesuatu yang indah secara tidak sadar membuat teman-teman ingin mengabadikan diri pada tempat tersebut. Seorang anak Jepang mengajak kami untuk berkeliling disekitar tempat penginapan tersebut sembari menunggu jadwal santap pagi, perjalanan diiringi dengan canda dan tawa antara beberapa orang yang berbeda suku, ras, dan agama, akan tetapi semua itu melebur dalam hangatnya pancaran sinar mentari pagi.
Sarapan pagi ini begitu terasa
menyenangkan dengan adanya anak-anak kecil Jepang yang bersama kami menikmati
sarapan yang disediakan oleh kafeteria di tempat penginapan tersebut.
Satu-persatu anggota mengambil antrian, tersedia makanan yang halal untuk orang
Indonesia, terasa nikmat pagi itu dengan sarapan bersama anggota program.
Setelah sarapan pagi, kami kemudian berkumpul untuk mendapatkan petunjuk dan
arahan mengenai bagaimana menjalani program ini selanjutnya. Pemateri pertama
yaitu Shimagami-sensei
yang menjelaskan tentang kondisi Jepang saat ini dan pemateri kedua yaitu Kobayashi-sensei, yang menjelaskan mengenai pentingnya membuat suatu komintas
menjadi sustainable atau
berkelanjutan.
Sebentar lagi waktunya untuk
berpisah dari teman-teman Indonesia yang berada di wilayah lain untuk menjalani
program, siang itu begitu terik dengan waktu yang sangat ketat tak terasa
perpisahan begitu cepat berlalu. Walau dengan perasaan sedikit kehilangan pun
mereka akan bertemu dengan orang-orang yang baru untuk melanjutkan perjalanan mereka. Siang semakin terik hawa panas semakin
menyelimuti tiap langkah yang terlalui. Orientasi siang itu kami lanjutkan
dengan sisa anggota dari Indonesia, waktu kami terisi dengan sesuatu yang
banyak mengenai visi kami kedepannya dengan hal tersebut dapat diketahui tujuan
dari beberapa mahasiswa yang memiliki khusus dan bermaksud. Hari semakin sore,
dijadwalkan peserta dari mahasiswa Jepang akan bergabung dengan kami perjalanan
ini kan semakin menarik lagi.
Perasaan yang bercampur aduk seakan
menyelimuti diri menunggu kedatangan anggota baru dalam program ini. Perasaan
yang meledak mengetahui mereka telah berada di tempat yang sama dengan kami,
melihat mereka dengan berwajah khas Jepang menggelitik diri mengetahui hal
tersebut. Jelas terpatri dalam diri wajah-wajah yang baru dan karakter yang
baru seakan memanggil untuk berinteraksi dengan mereka. Banyak kami melakukan
interaksi dengan mereka, bertukar pengalaman terutama yang pernah menjajaki
Indonesia mereka seakan telah terbiasa bergaul dengan orang Indonesia meskipun
sebagian masih berperilaku malu-malu dan masih melawan rasa canggung mereka. Hari
itu semua masih mencoba untuk larut dalam percampur adukan dua kebudayaan yang
berbeda. Malam yang terlewati penuh dengan percakapan mengenai berbagai hal
yang menjurus untuk mengenal satu sama lain, di akhiri dengan ucapan “Oyasumi
nasai”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar